Ngawi sebagai lumbung padi diyakini akan ikut mengamankan stok pangan dari Ramadhan hingga Idul Fitri 2023 mendatang. Optimisme Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI) ini disampaikan Mentan RI Syahrul Yasin Limpo saat melakukan kunjungan kerja di Desa Kartoharjo Kecamatan/Kabupaten Ngawi, Rabu lalu (8 Maret 2023).

Mentan RI Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa Kementrian Pertanian memiliki tugas pokok memastikan ketersediaan pangan. Umumnya, panen terbesar setiap tahun terjadi antara akhir Februari hingga April. Sedangkan November sampai Januari di seluruh Indonesia rata-rata memasuki musim tanam.

“Panen dimulai akhir Januari-Februari-Maret sampai dengan April. Dari neraca yang kita lihat dari prognosa BPS (Badan Pusat Statistik) produktifitas kita cukup bagus, cukup meningkat. Kami backup dengan standing crop atau pencitraan satelit dan menggunakan artifical intelligent dengan yang mencapai resolusi 10x10 memang produktifitas kita cukup bagus,” papar Syahrul.

Ditambahkan Mentan Syahrul  tantangan alam belakangan ini cukup signifikan, seperti tingginya kadar air karena masih sering turun hujan. Mentan juga mengingatkan berbagai pihak untuk tidak main-main dengan beras. Berdasarkan data dan pemantauan, diyakini stok ketersediaan pangan terutama beras aman hingga Ramadan dan Idul Fitri 2023.

Kunjungan Mentan ke Kabupaten Ngawi didampingi Bupati Ngawi Ony Harsono, Wakapolres Ngawi Kompol Haryanto, jajaran Forpimda. Kunker ini meninjau lahan persawahan di Dusun Ketanggi Lor Desa Kartoharjo dan Dusun Mardiasri Desa Jururejo Kec/Kab. Ngawi, sebagai lokasi panen raya yang  rencananya akan dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Jokowi, mendatang. ‘’Karena itu, kami ke Ngawi untuk memastikan luasan lahan panen padi musim panen pertama,’’ ujarnya.

Rencananya, Presiden Joko Widodo akan memimpin panen raya padi 10 provinsi dengan target satu juta hektare akhir pekan ini. Dengan asumsi satu hektare menghasilkan minimal delapan ton gabah kering panen (GKP), maka stok nasional tersedia delapan juta ton. ‘’Tapi tantangannya petani kesulitan pengeringan air rendaman padi, perlu menyesuaikan kondisi alam,’’ ucap mantan gubernur Sulawesi Selatan itu.